Halaqah 73 | Landasan Ketiga Ma’rifatul Nabiyyikum Muhammadin – Diperintahkannya Syariat-Syariah Islam Yang Lain Setelah Kuatnya Aqidah

==============================

اللّه الرحمن الرحيم
السلام ليكم اللّه اته
الحمد لله الصلاة السلام لى ل الله لى له الاه

Halaqah yang ke-73 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al Ushūlu AtsTsalātsah wa Adillatuhā yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb At Tamimi rahimahullāh

Mungkin di sana ada yang bertanya bagaimana kita memahami sabda Nabi

 لا الفَتْحِ لَكِنْ ادٌ ا ا انْفِرُوا

Tidak ada hijrah setelah Fathu Makkah tapi yang ada jihad dan juga niat untuk berjihad jika memang tidak ada jihad, dan jika kalian harus keluar dari kesulitan maka hendaklah kalian bersenang-senang.

Ucapan beliau

لا ال

Seakan-akan maknanya setelah dibukanya Kota Mekah berarti tidak disyariatkan di sana hijrah, maka ini adalah pemahaman yang tidak benar-benar tapi maksud beliau

لا ال

ini khusus apa yang terjadi di sana hijrah yang telah dimulai oleh para sahabat dan dilakukan oleh Nabi , setelah dibukanya Kota Makkah dan kota Makkah ini menjadi negeri Islam, kalau dia sudah menjadi negeri Islam berarti orang-orang yang ada di Makkah tidak perlu dia hijrah ke Kota Madinah.

Karena hijrah

لد الشرك لى لد الإسلام

kalau Makkah sudah menjadi لد الإسلام tidak perlu hijrah, yang ada adalah jihad saja. Jadi orang yang ada di Makkah jika dia mau diperintah oleh Nabi atau Khulafaur Rasyidin, penduduk Makkah pada perang ini mengirimkan 1000 orang, misalnya, penduduk Makkah mengirimkan 500 orang berkuda, jihad, atau jika misalnya tidak ada maka ada didalam hatinya niat untuk berjihad, karena jihad ini tidak semua waktu tidak semua masa kemudian ada, ada waktu di mana tidak disyaratkan di sana jihad sama sekali, kalau tidak ada maka minimal di dalam hati ada niat, ini sebuah kewajiban jika tidak ada niat maka mati di atas kenifakan.

Sebagaimana dalam hadits

لَمْ لَمْ الغزو اتَ لَى النِفَاقٍ

Barangsiapa yang tidak senang dan tidak meniatkan dirinya untuk kesulitan maka dia meninggal di atas cabang kenifakan.

Jadi seseorang jika memang saat itu tidak disyariatkan kaum muslimin lemah, tidak memiliki kemampuan, tapi yang namanya niat masing-masing ada dan bisa, harus memiliki niat untuk mencoba fii sabilillah, karena orang-orang munafik adalah orang-orang yang enggan untuk fii sabilillah, jangankan mengorbankan nyawanya, hartanya, untuk pergi shalat Isya shalat subuh saja mereka berat.

Jadi di sini لا الفَتْحِ maksudnya adalah tidak ada hijrah setelah dibukanya kota Makkah, tidak ada hijrah ke Kota Madinah karena negeri Makkah sudah menjadi negeri Islam, dan bukan berarti hijrah ini tidak ada setelah dibukanya Kota Makkah.

Setelah berbicara tentang masalah hijrah dan bagaimana kaitan hijrah ini dengan masalah tauhid, sehingga beliau panjang lebar dalam menyebutkan tentang hijrah, dan ini menunjukkan tentang perhatian beliau tentang masalah tauhid, semuanya di sana.

Ketika membahas tentang Ma’rifatullah berbicara tentang, tauhid ketika membahas tentang ma’rifatul dinil Islam juga berbicara tentang tauhid, di sini ketika berbicara tentang ma’rifatul Nabi juga mengenalkan kepada kita hubungan antara Nabi dengan tauhid. Hubungan dakwah beliau dengan dakwah tauhid, hubungan hijrah beliau dengan tauhid karena memang tauhid ini adalah pondasi dari agama kita.

Dan kami menciptakan kecuali untuk mentauhidkan Allah, mengutus para Rosul kecuali untuk mendakwahkan tauhid, merugikan Allah menurunkan kitab kecuali untuk mengajarkan manusia tauhid. tidak heran beliau menghubungkan semuanya dengan tauhidز

Kemudian beliau mengatakan,

لما استقر المدينة ائعِ الإسلامِ

Ketika beliau menetap di kota Madinah, menjadi negeri yang kedua bagi beliau. Beliau memerintahkan di kota Madinah dengan sisa-sisa dari syariat Islam yang lain, karena sebelumnya tauhid jelas sudah di syariatkan dari awal dan ini adalah inti dakwah beliau dan dakwah beliau dari awal sampai akhir adalah kepada tauhid.

Kemudian disyariatkan tentang sholat, sudah disyariatkan ketika beliau di Makkah, disyariatkan hijrah, maka di sana masih banyak syariat-syariat islam yang belum disyariatkan sebelum beliau hijrah.

Ketika sudah berhijrah dan menetap di kota Madinah barulah beliau diperintahkan untuk melaksanakan syariat islam yang lain. Kapan ini terjadi, ketika aqidah ini sudah kuat di dalam hati kaum muslimin, digembleng mereka untuk bertauhid keyakinan tentang tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, pentingnya taat kepada Rosul.

Ketika itu sudah kuat barulah hikmah dari Allah setelah itu diturunkan syariat -syariat islam lainnya, dan ini termasuk fiqih di dalam dakwah, kita perkuat keyakinan keyakinan, aqidah, barulah setelah itu perintah dan juga larangan yang kita sampaikan, setelah itu akan dengan mudah perintah dilaksanakan oleh mereka dan dengan mudah ditinggalkan oleh mereka.

Kalau tidak demikian, seperti yang diangan-angankan dan impian sebagian besar orang yang berdakwah dengan cara kita harus mencapai puncak kepemimpinan terlebih dahulu.

Angan-angan jika kita sudah menjadi pemimpin memiliki jabatan memiliki wewenang maka kita akan mengeluarkan peraturan tentang segala hal yang harus dilakukan berjilbab, memelihara jenggot misalnya, semuanya harus berjamaah dan seterusnya. Maka dengan mudah kita akan membuat peraturan dan manusia akan mentaati peraturan tadi hanya kita akhirnya jadilah negeri yang aman tentram semuanya taat, ini angan-angan dan juga impian.

Ingin melakukan sesuatu tapi bukan dengan cara para Nabi dan juga para Rosul. Dakwah tapi prioritasnya adalah politik dengan angan-angan seperti yang mereka sebutkan tadi. Ber sampai untuk menghalalkan segala cara padahal dia intishabnya kepada islam tapi untuk mendapatkan suara terbanyak mau tidak mau mereka harus merangkul ahlu bid’ah, mau tidak mau mereka harus merangkul kuffar, bekerja sama dengan mereka bahkan sering mereka harus tanazzul mengorbankan agama mereka sendiri, mau tidak mau mengucapkan selamat ketika hari raya mereka, harus mengikuti acara-acara ritual mereka, kalau ditanya tentang maslahat yang lebih besar.

Tapi dengan mengorbankan agamanya sendiri, mengorbankan diri sendiri. Setelah mereka mengorbankan semuanya ternyata tidak seperti yang mereka harapkan justru semakin ke sana manusia semakin tahu tentang kejelekan mereka, hati manusia di tangan Allah dan ini sebagaimana sebagaimana dalam hadits

الْتَمَسَ ا النَّاسِ اللَّهِ اللَّهُ لَيْهِ لَيْهِ النَّاسَ

Barang siapa yang mencari keridhoan manusia dengan membuat Allah marah maka Allah akan marah kepada orang tersebut dan akan menjadikan manusia marah pada dirinya.

Tidak mudah mengubah manusia seperti jika kita membalik telapak tangan, wajib untuk berhijab apakah semuanya akan langsung berhijab dengan kesadaran mereka, tidak. Jangankan kita, para Nabi Bani Israil, dan adalah Nabi, dan Bani Israil yang memimpin mereka bukan orang biasa, para Nabi, setiap kali meninggal seorang Nabi akan mendukung mereka oleh Nabi yang lain. Tapi lihat bagaimana Bani Israel.

Jadi Jangan menganggap bahwasanya jika sudah dapat menjadi seorang pemimpin, seorang wakil negara dapat mengubah manusia menjadi manusia.

Kalau mereka siap secara aqidah mungkin, antum kasih peraturan ini kalau tidak ada aqidah yang masuk di dalam hati mereka sulit untuk mengubah mereka, lama yang demikian dan sampai sekarang orang yang bermanhaj seperti itu tidak mendapatkan apa-apa.

Tidak ada tanah dan negeri yang bisa mereka dirikan dan tidak ada dakwah yang mereka berikan kepada umat, berbeda dengan dakwah ahlussunnah, lihat bagaimana ketika ahlusunnah mereka berdakwah dengan dakwahnya para Nabi dan juga para Rosul, mendahulukan aqidah tauhid sebelum yang lain.

Perbaikan, berkah, banyak orang yang mendapatkan hidayah, berbondong-bondong manusia mau belajar agama islam. Dan kita Alhamdulillah, termasuk hasil kita dulu mengenal hidayah, mengenal sunnah, mengenal tauhid, ba’dallah setelah taufiq dari Allah, kemudian dengan usaha para asatidzah, para du’ad yang mereka seperti da’i-da’i yang mereka perhatiannya hanya masalah politik saja tetapi mereka semangat untuk mengajarkan kita aqidah.

Bergerilya dari masjid ke masjid, dengan media massa yang telah dimudahkan oleh Allah  menyampaikan kepada manusia aqidah, itulah yang bermanfaat bagi kita, dan dengan demikian Insya Allah apa yang kita lakukan ini berbarokah dan mendapatkan yang banyak Allah

الله الى
لم السلام ليكم الله اته

________________________

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *