Salah satu amalan penebus dosa
Membaca doa setelah makan dan berpakaian
مَنْ أَكَلَ طَعَامًا ثُمَّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ وَ رَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَ مَنْ لَبِسَ ثَوْبًا فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي كَسَانِي هَذَا وَ رَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَ مَا تَأَخَّرَ.
Barangsiapa yang makan makanan, kemudian mengucap-kan: “Alhamdulillah alladzi athamani hadza ath-tha’aama warazaqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwah” (segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan memberiku rezeki dengan tanpa daya dan upaya dariku), akan diampuni dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang memakai pakaian lalu mengucapkan: “Alhamdulillah alladzi kasaani hadza wa razaqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwah” (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku pakaian ini dan memberiku rezeki dengan tanpa daya dan upaya dariku), akan diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.”23
HR. Ahmad. Abu Dawud. At-Tirmidzi. An-Nasai. Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari hadits Mu’adz bin Anas. Dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Jami, No. 6086.
Makanan dan pakaian adalah kenikmatan dari Allah, dan manusia sangat membutuhkan makanan dan pakaian.
Kalau bukan karena Allah yang memberikannya, tentu manusia tidak akan dapat makan dan berpakaian sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi, Allah berfirman:
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَابِعُ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أَطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ
Wahai hamba-Ku, kamu semua lapar kecuali yang aku berikan makan maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan. Wahai hamba-Ku, kamu semua telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu pakaian. (HR. Muslim)
Ketika seorang hamba mengakui kelemahannya dan meyakini bahwa tiada daya dan upaya melainkan dari Allah dan dengan izin-Nya, maka ia telah bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kepadanya makanan dan pakaian. Oleh karena itu, Nabi menyebutkan bahwa ucapan Laa haula walaa quwwata illaa billah, salah satu harta karun surga. Beliau bersabda:
يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْرٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ. فَقُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ : قُلْ لَّا حَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلا بِالله
Hai Abdullah bin Qais, maukah aku tunjukkan kepada salah satu harta simpanan surga? Aku menjawab, “Mau wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Laa haula walaa quwwata illaa billaah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ini adalah kalimat yang menunjukkan kepada isti’anah (meminta pertolongan), dan mengandung makna tawakal serta pengakuan hamba atas kefaqiran dan kebutuhannya kepada sang pencipta.
