Peringatan Maulid Nabi Salallahu Alaihi Wasallam adalah bid’ah yang mungkar. Orang yang pertama kali mengadakannya adalah Bani ‘Ubaid al-Qaddah yang menamakan diri mereka dengan kelompok Fathimiyah pada abad ke-4 Hijriyyah dan mereka menisbatkan diri mereka pada putra ‘Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu. Padahal mereka adalah pencetus aliran kebatinan. Nenek moyang mereka adalah Ibnu Dishan yang dikenal dengan Al-Qaddah, salah seorang pendiri aliran Bathiniyah di Irak. (lihat Al-Bida’ al-Hauliyah hlm.137)
Para ulama ummat, para pemimpin dan para pembesarnya bersaksi bahwa mereka adalah orang -orang munafik zindiq, yang menampakkan islam dan menyembunyikan kekafiran. Bila ada orang yang bersaksi bahwa mereka orang-orang beriman, berarti dia bersaksi atas sesuatu yang tidak diketahuinya, karena tidak ada sesuatupun yang menunjukkan keimanan mereka, sebaliknya, banyak hal yang menunjukkan atas kemunafikan dan kezindikan mereka. (Fadhaa-ih al-Baathiniyyah hlm.37 karya Syaikhul Ibnu Taimiyyah dinukil dari al- Bida’ al-Hauliyah hlm.143).
Mereka menisbatkan diri mereka kepada Fatimah binti Rosulullah Salallahu Alaihi Wasallam secara zalim, dusta dan fitnah yang keji. Mereka sebenarnya berasal dari kalangan Yahudi, bahkan ada pendapat mereka berasal dari kalangan majusi. Bisa jadi mereka adalah orang-orang Atheis. (lihat Siyar A’laamin Nubala (XV/213)
Orang yang pertama kali mengadakannya adalah al-Mu’iz Lidinillah al-Ubaidi al-Maghribi yang keluar dari Maroko menuju Mesir pada bulan Ramadhan tahun 362 H. (lihat Al-Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir, XI/272-273, 345, XII/267-268, VI/232, XII/63, XI/161, XII/13, XII/266) lihat juga Siyar A’laamin Nubala’ XV/159-215 oleh adz-Dzahabi). *Dikisahkan bahwa Raja Al-Ubaidiyah yang terakhir adalah Al-Adidh Lidinillah. ia dibunuh oleh Shalahuddin Al-Ayyubi pada tahun 564 H. Imam Adz-Dzahabi menyatakan “Kekuasaan Al-Adidh mulai luntur seiring masuknya Shalahuddin Al Ayyubi, hingga akhirnya beliau (Al Ayyubi) melepaskan kekuasaan itu darinya. Beliau bekerjasama dengan Bani ‘Abbas, menghancurkan bani ‘Ubaid dan melenyapkan keyakinan syiah rafidhah. Jumlah mereka adalah empat belas raja yang mengaku sebagai khalifah, padahal mereka bukanlah khalifah. Al Adidh secara bahasa artinya adalah sang pemotong karena dialah yang memotong kekuasaan keluarganya” (Siyar A’laamin Nubala’, XV/212)
bersambung…
dari Buku
Konsekuensi cinta kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam karya ustadz Yazid Bin Abdul Qodir Jawas Hafidzohullahu