Bagian 1
Orang yang berilmu akan mendapatkan tingkatan derajat yang paling tinggi.
“… Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al-Mujadalah:11]
Dunia ini tidak ada harganya meskipun seberat sayap nyamuk.
“Kalau seandainya dunia ini berharga di sisi Allah meskipun hanya seberat sayap nyamuk, maka Allah tidak akan memberikan kepada orang kafir meskipun hanya setetes air.” [HR. At-Tirmidzi]
Ilmu lebih utama daripada harta [Kitab : Miftah Dar as-sa’adah oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]
- Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan harta adalah warisan para raja dan orang kaya.
“Ulama adalah pewaris Nabi. Para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham. Yang mereka wariskan adalah ilmu. Siapa yang mengambil warisan (ilmu) itu berarti ia mengambil bagian yang banyak” [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi]
- Ilmu menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta menjaga hartanya.
- Ilmu adalah penguasa harta, sedangkan harta tidak berkuasa atas ilmu.
- Harta habis dengan sebab dibelanjakan, sedangkan ilmu justru bertambah dengan diajarkan.
- Pemilik harta, jika ia meninggal akan berpisah dengan hartanya, sedangkan ilmu mengiringinya masuk ke dalam kubur bersama para pemiliknya.
- Harta bisa didapatkan oleh siapa saja, baik orang beriman, orang kafir, orang shalih, dan lainnya, sedangkan ilmu yang bermanfaat didapatkan oleh orang yang beriman saja.
- Jiwa menjadi lebih mulia dan bersih dengan mendapatkan ilmu, sedangkan harta tidak membersihkan jiwa dan tidak pula menambahkan sifat kesempurnaan jiwa.
Bagian 2
Ilmu lebih utama daripada harta [Kitab : Miftah Dar as-sa’adah oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]
- Mencintai ilmu (Syar’i) dan mencarinya adalah akar seluruh ketaatan, dan mencintai harta dan dunia adalah akar berbagai kesalahan.
- Sesungguhnya orang yang berilmu mengajak manusia kepada Allah dengan ilmunya dan akhlaknya, sedangkan orang kaya mengajak manusia ke neraka dengan harta dan sikapnya.
- Sesungguhnya yang dihasilkan dengan kekayaan harta adalah kelezatan binatang. Jika pemiliknya mencari kelezatan dengan mengumpulkannya itulah kelezatan ilusi. Jika pemiliknya mengumpulkannya dengan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan syahwatnya, maka itulah kelezatan binatang.
- Sesungguhnya harta akan membawa kepada tindakan sewenang-wenang dan sombong, sedangkan ilmu mengajak manusia kepada sikap tawadhu’ dan beribadah semata-mata hanya kepada Allah. Harta membawa kepada sifat raja-raja sedangkan ilmu membawa kepada sifat hamba Allah.
“Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup.” [Al-Alaq:6-7]
- Nilai orang kaya berada pada hartanya, sedangkan nilai orang berilmu berada pada ilmunya.
Bagian 3
Ilmu lebih utama daripada harta [Kitab : Miftah Dar as-sa’adah oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]
- Tidak ada orang yang melaksanakan ketaatan dengan benar kepada Allah Ta’ala kecuali dengan ilmu syar’i, dan umumnya orang berbuat maksiat kepada Allah disebabkan karena harta.
- Cinta mengumpulkan harta dan tamak kepada dunia pada hakikatnya adalah kefakiran jiwa dan selalu diliputi ketakutan dan kesedihan. Orang yang selalu menuntut ilmu syar’i dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, mengamalkannya, dan mengajarkannya pada hakikatnya adalah kekayaan hati. Semakin banyak ilmu, orang itu akan semakin takut kepada Allah. Dan ia akan merasakan kebahagiaan.
- Orang kaya apabila sudah meninggal tidak akan disebut-sebut lagi namanya, sedangkan orang yang berilmu (ulama ahlussunnah) meninggal maka ilmu dan karyanya selalu disebut dan dikenang sepanjang masa.